
Maninjau merupakan danau vulkanik. Cekungannya terbentuk karena letusan Gunung Merapi. Gunung itu berketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (mdpl) yang berada di sekitar Maninjau. Namun jika merunut pada legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Ada sebuah keluarga terdiri dari 10 orang, 9 orang laki-laki atau disebut bujang dan seorang perempuan bernama Sani. Keelokan paras dan perilaku Sani, menjadi daya pikat tersendiri bagi pemuda bernama Sigiran. Belakangan, datang tuduhan dari Bujang Sembilan bahwa pasangan sejoli ini telah melakukan perbuatan amoral.
Bantahan atas tudingan itu ditunjukkan kedua insan itu dengan cara meloncat terjun ke kawah gunung. Jika gunung meletus, berarti tuduhan itu benar. Ternyata gunung tidak meletus. Sedangkan kawah kemudian membesar dan kemudian terbentuklah danau tersebut. Karena tuduhannya tidak terbukti, para Bujang Sembilan kemudian dikutuk menjadi ikan.
Sementara dari segi nama, Maninjau berasal dari kata Tinjau. Dahulu ada satu rombongan hanya ingin meninjau saja. Namun belakangan ternyata justru menetap di sana. Jadilah kawasan tempat menetap itu dinamakan Maninjau.
Secara geografis, Maninjau berada di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumbar. Danau ini berada di ketinggian 461,50 mdpl. Sementara luas permukaan danau sekitar 99,5 kilometer persegi, dengan kedalaman maksimum 495 meter.
Secara keseluruhan, Maninjau merupakan danau terluas kesebelas di Indonesia, sedangkan di Sumbar merupakan danau terluas kedua dari empat danau di provinsi tersebut. Di urutan pertama, Danau Singkarak dengan luas mencapai 129,69 kilometer persegi, yang berada di dua kabupaten, Tanah Datar dan Solok, serta Danau Di Bawah dan Danau Di Atas di Kabupaten Solok. Kendati terluas kedua, namun pengunjung lebih banyak mendatangi Maninjau. Fasilitas penginapan juga lebih banyak di sini. Puluhan hotel berbintang hingga penginapan kelas homestay berada di tepian danau, selalu kebagian pengunjung. Salah satu pemandangan itu, terlihat di Hotel Pasir Panjang Permai. Sebuah penginapan kelas bintang satu dengan posisi strategis di tepian danau.
Awal Mei lalu, sekitar 20 turis dari Eropa menginap di sini. Kedatangan mereka pertanda kehidupan pariwisata Maninjau masih berjalan normal. Jaraknya yang cukup dekat dengan ikon wisata Sumbar, yakni Kota Bukit Tinggi, menjadi salah satu penyebab. Hanya 36 kilometer. Jika mengendarai mobil, jarak tempuhnya sekitar 45 menit. Sekitar 15 menit menjelang danau, perjalanan akan melewati Kelok Ampek Puluh Ampek, penurunan tajam sebanyak 44 kelokan. Setiap kelokan memang patah. Nomor urut setiap kelokan, terpampang pada signboard di tiap sudutnya.
Berhenti pada kelokan kedua di Embun Pagi, yakni kelok nomor 43, akan terlihat keseluruhan lekuk danau dari utara ke selatan. Namun jika datang dari Padang, sajian pemandangan juga menarik. Mulai dari hutan rakyat, air terjun Lubuk Sao, hingga pusat pembangkit listrik tenaga air yang dioperasikan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Melayang ke Langit
Bagi Anda yang belum pernah singah, sempatkanlah meninjau ke Maninjau. Danau ini menjanjikan kedamaian yang padu. Keindahannya tidak kalah dengan danau-danau di Luzern, Zurich, atau Swiss yang terkenal di seluruh dunia. Mulai pagi hingga malam menjelang, danau memberikan nuansa pemandangan yang beragam.
Pagi hari, kabut tebal menutupi hampir seluruh permukaan danau. Namun, begitu matahari mulai terbit, perlahan kabut mulai menipis. Melayang ke langit. Lantas pegunungan Bukit Barisan yang ada di depannya terlihat utuh. Deretan hijau yang menjaga ketersediaan air danau. Pagi juga kesempatan untuk menyaksikan petani keramba jala apung memberi makan ikan.

Sempatkanlah berkunjung ke Kampung Tanah Sirah, Nagari Sungai Batang Maninjau. Di sini terdapat rumah tempat lahirnya Haji Abdul Malik Karim Amirullah yang dikenal dengan nama Buya Hamka. Sastrawan Indonesia yang terkenal dengan novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck itu, lahir di desa ini pada 16 Februari 1908. Rumah kelahirannya yang berdiri di pinggir jalan menghadap persis ke arah danau, berupa rumah kayu dengan ukuran 17 x 9 meter yang berdiri di areal sekitar 75 meter persegi.

Di Maninjau, pada pertengahan tahun biasanya juga ada kejuaraan nasional paralayang. Lokasi take off-nya ada di Puncak Lawang, Kecamatan Matur. Titik terbang yang berada di ketinggian 1.210 meter ini bisa ditempuh sekitar 15 menit dari danau dengan menggunakan kendaraan bermotor. Lokasinya memang menarik. Latar belakang pemandangan ke arah bawah, terhamparlah wajah tenang Danau Maninjau. Pemandangan serba hijau segar, dengan langit biru cerah. Udara yang sejuk terasa membersihkan paru-paru.

Kendati malam hari kesunyian begitu terasa di Maninjau, namun menikmati desau angin danau bisa dilakukan pada kafe-kafe yang ada di sana. Nikmati segelas cappucino hangat dengan cemilan khas seperti karah kaliang, dakak, atau keripik balado. Kafe-kafe di sini umumnya bernuansa sederhana dan menyenangkan, dengan sajian utama kerlip lampu di tepian danau.
Misalnya di Waterfront. Selain di bangunan utama, bisa juga duduk di saung yang menghadap danau. Jika minum sendirian, kesempatan ini adalah momen untuk merenungkan kebesaran Tuhan.
sumber :wisatanet
Danau Maninjau
adalah sebuah danau di
kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi, 27 kilometer dari Lubuk Basung, ibukota Kabupaten Agam.
Maninjau yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum 495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau (menurut legenda setempat), hal ini dapat terlihat dari bentuk bukit sekeliling danau yang menyerupai seperti dinding. Menurut legenda di Ranah Minang, keberadaan Danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan.
Danau Maninjau merupakan sumber air untuk sungai bernama Batang Antokan. Di salah satu bagian danau yang merupakan hulu dari Batang Antokan terdapat PLTA Maninjau. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Untuk bisa mencapai Danau Maninjau jika dari arah Bukittinggi maka akan melewati jalan berkelok-kelok yang dikenal dengan Kelok 44 sepanjang kurang lebih 10 km mulai dari Ambun Pagi sampai ke Maninjau.
Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia. Sedangkan di Sumatera Barat, Maninjau merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak yang memiliki luas 129,69 km² yang berada di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok. Di sekitar Danau Maninjau terdapat fasilitas wisata, seperti Hotel(Maninjau Indah Hotel, Pasir Panjang Permai) serta penginapan dan restoran.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Label: berita, bukittinggi, wisata sumatera barat
1. Makam Syech Sialahan (Kegiatan : Wisata Ziarah)
Lokasi: Kelurahan KTK Kec. Lubuk Sikarah
Situs makam syech Sialahan adalah makam seorang tokoh penyebar agama Islam yang bernama asli Husein Bin Muhammad. Beliau merupakan seorang ulama Islam yang mengajar agama Islam pertama kali di daerah Sialahan kab. Tanah Datar.
Makam ini terletak bersebelahan dengan Surau Latiah yang juga merupakan salah satu obyek wisata sejarah di Kota Solok.
2. Surau Latiah
Lokasi: Kelurahan KTK Kec. Lubuk Sikarah
Surau latiah merupakan surau tertua di Kota Solok dan dibangun sekitar tahun 1902 dengan arsitektur bangunan berbentuk rumah adat Minangkabau (rumah Gadang) dan model atap bergonjong.
Surau latiah ini dibangun dengan tujuan sebagai tempat menuntut ilmu agama Islam sekaligus sebagai pusat penyebaran Agama Islam yang dilakukan oleh Syech Sialahan untuk daerah Solok dan sekitarnya.
3. Lasuang Jawi Orok
Lokasi: Kelurahan Aro IV Korong Kec. Lubuk Sikarah
Menurut cerita yang beredar di masyarakat sekitar lokasi obyek wisata ini, didapat keterangan bahwa jawi orok (anak sapi) adalah seekor sapi yang lepas dari daerah Pangian Padang Panjang yang tersesat ke Nagari Solok. Sapi ini dipelihara oleh keluarga keponakan Datuk Bandaro Hitam yang berdomisili di Kelurahan Aro IV Korong. Menurut keluarga yang memeliharanya, sapi ini mempunyai keistimewaan tersendiri dibandingkan sapi lainnya. Diantaranya sapi tersebut dapat membajak sawah tanpa harus dikendalikan. Setelah sapi ini mati, menjelma menjadi lasuang jawi orok.
4. Lasuang Inyiak Gulambai
Lokasi: kelurahan Aro IV Korong Kec. Lubuk Sikarah
Menurut kepercayaan masyarakat disekitar obyek, lasuang ini berfungsi sebagai tempat mengolah ramuan untuk sesajian meminta hujan, atau bila terjadi kebakaran di daerah sekitarnya maka ramuannya dioleh di dalam lasuang ini untuk mencegah agar api tidak menyebar kemana-mana.
Keajaiban lain dari lasuang Inyiak Gulambai ini adalah apabila akan terjadi musibah yang menimpa keluarga pemiliknya, maka lasuang ini akan memberikan isyarat berupa bunyi yang menggelegar.
5. Lasuang Batu Baiduang
Lokasi: Kelurahan KTK Kec. Lubuk Sikarah
Keistimewaan dari batu lesung ini adalah bentuknya yang menonjol menyerupai hidung manusia. Menurut masyarakat sekitar obyek, bagian yang menonjol menyerupai hidung ini dapat membuka sewaktu-waktu apabila terjadi musibah menimpa pemilik lesung ini.
6. Batu Laweh Tempat Sujud Syech Supayang
Lokasi: Kelurahan Tanjung Paku Kec. Tanjung Harapan
Kegiatan wisata yang dilakukan adalah adalah wisata pemujaan.
7. Batu Syech Kukut
Lokasi: Kelurahan Sinapa Piliang Kec. Lubuk Sikarah.
Batu ini terletak di bagian atas (kubah) Mesjid Raya Sikarah
8. Gedung SMP I (bekas HIS)
Lokasi: Kelurahan Kampung Jawa Kec. Tanjung Harapan
Bangunan gedung SMP I ini merupakan peninggalan zaman Kolonial Belanda yang dulunya digunakan sebagai sarana pendidikan HIS yaitu sekolah dasar zaman Belanda.
9. Stasiun Kereta Api Solok
Lokasi: Kelurahan Kampung Jawa Kec. Tanjung Harapan.
Stasiun kereta api Solok digunakan pada zaman Belanda sebagai tempat menyimpan rempah-rempah. Kemudian bangunan ini dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Solok sebagai kantor perusahaan umum kereta api (Perumka) Solok
10. Rumah Gadang Gajah Maharam
Lokasi: Kelurahan KTK, Kec. Lubuk Sikarah.
Menurut pemiliknya rumah adat ini disebut rumah tradisional gajah maaram karena bentuknya yang menyerupai gajah mengeram. Rumah ini merupakan bekas rumah Angku Lareh yang pada masa itu digunakan sebagai tempat untuk belajar pidato, sejenis pantun berjawab yang rutin dipakai pada saat pesta pernikahan, tradisi pengangkatan penghulu (datu) dan acara-acara adat lainnya.
Arsitektural bangunan ini kaya dengan berbagai macam ukiran dan hiasan. Hiasan flora yang terdapat pada banbguna ini melambangkan kekompakan dalam sebuah keluarga besar. Sedangkan pada tiap tiang bangunan diukir dengan hiasan kelopak bunga matahari yang mempunyai makna sebagai pelindung bagi masyarakat sekitarnya.
11. Arena Pacuan Kuda Ampang Kualo
Lokasi: Kelurahan Kampung Jawa Kec. Tanjung Harapan
12. Medan Nan Bapaneh
Lokasi: Kec. Lubuk Sikarah
Medan nan bapaneh merupakan sebuah lapangan terbuka yang cukup luas yang digunakan untuk bermusyawarah bagi pemuka adat.
13. Kawasan Kota Solok Lama
Kawasan Kota Solok Lama ini merupakan pusat kota pada zaman penjajahan Belanda yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan saat itu. Kawasan ini mempunyai arti sejarah yang cukup penting karena kawasan ini merupakan cikal bakal perkembangan Kota Solok selanjutnya. Daerah ini terletak di tengah Kota Solok yang membujur dari arah stasiun kereta api sampai Kantor Demang (sekarang Kantor DPRD Kota Solok)
Sumber Wisata Solok
Rekreasi Water Park Mulai di Buka Minggu 24 Mei 2009
0 komentar Diposting oleh SUMBAR ALL IN ONE di 12.45Kini telah hadir dikota Batusangkar tempat rekereasi bagi keluarga" Pagaruyng Waterpark" yang berlokasi di Hotel Pagarouyung Dua Batusangkar, Jalan H. Agus Salim Batusangkar.
Waterpark adalah tempat bermain di air, dikomplek Waterpark tersebut terdapat 4 (empat) macam tempat bermain, Water Boom dengan dua luncuran, Jamur ngocor Air, Ember tumpah dan kolam renang Olimpic.
Pagaruyung Waterpark ini terbuka untuk umum, akan dimulai dibuka pada hari minggu, tanggal 24 Mei 2009 dan acara peresmiannya pada tanggal 15 Juni 2009 oleh Bupati Tanah Datar yang akan dihadiri oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Barat.
Menurut penjelasan pemilik Pagaruyung Waterpark, H. Imran Syukur, sebagai pembukaan perdana biaya masuk didiskon 50 % mulai dari tanggal 24 s/d 31 Mei 2009, selanjutnya harga karcis penuh tetapi cukup terajngjau untuk masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanah Datar, Drs. Alfian Jamrah mengomentari bahwa, tempat rekereasi Pagaruyung Waterpark merupakan yang pertama di Kabupaten Tanah Datar saya kagum dengan fasilitas yang ada didalamnya, disamping terdapat empat tempat bermain, juga terdapat Cafe yang eclusif dengan latar belakang pelataran sawah yang menghijau.
Saya yakin, Pagaruyung waterpark tidak saja hanya akan kunjungi masyarakat Tanah Datar, tetapi warga Sumatera Barat akan lebih suka memilih Pagaruyung sebagai tempat tujuan rekreasi dengan fasilitas yang tidak miliki daerah lain ini, ungkap Alfian. (ver).
Sumber pariwisata Tanah Datar
Syekh Burhanuddin dikenal sebagai penyebar agama di Minangkabau pada abad ke-17. Beliau memiliki pengetahuan yang mendalam tentang agama Islam dan juga dipercayai memiliki kekuatan supranatural.
Sumber site padang pariaman
CANDI PADANG ROCO BATU BAKAWUIK BATANG MIMPI
OBJEK WISATA DAERAH
Sumber website kab. Dharmasraya
Indonesia memiliki kekayaan bahari tingkat dunia. Mungkin pernyataan ini sering didengung-dengungkan mengingat sebagian besar wilayah kedaulatan Indonesia adalah laut. Tapi tak banyak orang Indonesia tahu tentang potensi besar kelautan negaranya selain bidang perikanan dan wisata pantai. Indonesia memiliki sekitar 600.000 km persegi wilayah terumbu karang dan merupakan negara yang memiliki wilayah terumbu karang terluas di dunia.
Masih tentang karang, Indonesia memiliki Kepulauan Takabonerate di Sulawesi Selatan, yang merupakan gugusan karang atol terbesar ketiga di dunia setelah atol Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Perairan samudera di sekeliling Indonesia juga memiliki potensi yang diakui di dunia internasional. Laut di Kepulauan Mentawai, oleh para berbagai organisasi selancar air ditetapkan sebagai tempat yang memiliki ombak terbaik ketiga setelah Hawai dan Tahiti.
Kepulauan Mentawai merupakan sebuah kabupaten di Propinsi Sumatera Barat. Mentawai berada pada jarak 150 km di lepas pantai Pulau Sumatera. Kabupaten seluas 601 km² ini didiami oleh 64.235 jiwa yang sebagian besar adalah masyarakat asli. Kepulauan Mentawai terdiri dari 213 pulau dengan 4 pulau utama yaitu Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Beribukota di Tua pejat, Kabupaten Mentawai terbagi menjadi 4 kecamatan dan 40 desa.
Hingga saat ini, sebagian besar wilayah daratan Kepulaun Mentawai masih berupa hutan. Karena telah melalui sejarah geologis yang panjang, Mentawai memiliki beberapa spesies endemik yang dilindungi. Tercatat ada duapuluh spesies endemik yang hidup di kepulauan ini. Empat diantaranya adalah primata, yaitu Simakobu atau monyet ekor babi (Simias concolor), Bilou atau siamang kerdil (Hylobates klossii), Joja atau lutung Mentawai (Presbytis potenziani), Bokkoi atau beruk Mentawai (Macaca siberut).
Untuk melindungi keberadaan berbagai spesies endemik tersebut, setengah bagian wilayah Mentawai telah ditetapkan sebagai Taman Nasional Siberut. Keberadaan Taman Nasional dan hutan hujan yang asri di kepulauan ini secara langsung mendukung berbagai kehidupan di pantai dan laut, termasuk sektor pariwisata. Selama ini, banyak turis yang datang untuk menikmati berbagai atraksi di wilayah pantai juga sangat terkesan akan keaslian dan keasrian hutan Mentawai.
Kepulauan Mentawai memiliki garis pantai sepanjang 758 km. Potensi utama Kepulauan Mentawai adalah ombaknya yang bergulung-gulung dan sangat sesuai untuk dijadikan tempat selancar air (Surfing). Potensi Kepulauan Mentawai ini mulai terungkap ketika pada pertengahan 90-an, beberapa peselancar asal Australia berkunjung dan melihat ombak yang belum pernah mereka sangka ada di Mentawai. Para peselancar tersebut akhirnya menyebarluaskan penemuan dan beberapa dari mereka bahkan mendirikan beberapa resort pantai untuk melayani wisatawan manca yang ingin berselancar di Mentawai.
Posisi geografis Kepulauan Mentawai di lepas pantai Sumatera Barat memberi keuntungan tersendiri bagi pengembangan wisata olahraga ekstrem. Letaknya yang langsung Menghadap Samudera Hindia menganugerahi Kepulauan Mentawai ombak yang konsisten sepanjang tahun. Waktu antara April-Agustus yang bertepatan dengan libur musim panas di Eropa adalah waktu yang paling baik untuk berselancar.
Pada musim tersebut, ombak Mentawai bisa mencapai tinggi enam meter dan hal ini merupakan yang paling dicari oleh para peselancar air. Kepulauan Mentawai tercatat memiliki 400 titik selancar yang sering dijadikan lokasi berselancar oleh para surfer. Dari 400 titik selancar, 23 titik diantaranya memiliki ombak berskala internasional. Daerah tersebut tersebar antara lain di daerah Nyang-Nyang, Karang Bajat, Karoniki, Pananggelat dan Mainuk (Pulau Siberut), Katiet Basua (Pulau Sipoira) dan Pagai Utara (Pulau Sikakap).
Pengakuan yang diberikan oleh dunia internasional pada ombak mentawai bisa dilihat dari even selancar yang diadakan di kepulauan ini. Tiap tahun, Mentawai ditunjuk sebagai penyelenggara World Champions Surfing Series atau Seri Kejuaraan Dunia Selancar Air yang dijadwalkan tiap bulan Agustus. Dengan adanya kejuaraan ini, Mentawai bisa menjaring 3000 wisatawan asing pada 2007. Sebanyak 60% dari wisatawan yangdatang berasal dari Australia, 39% dari Amerika Serikat, dan sisanya dari Eropa, dan Asia. Tiap wisatawan rata-rata menghabiskan US$ 2.500 selama berselancar di Mentawai.
Untuk menjamin kenyamanan dan keamanan para peselancar, pengelola dan pemerintah daerah mengadakan beberapa fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang yang paling signifikan adalah ditetapkannya 60 spot ombak eksklusif yang tersebar di berbagai sudut pulau. Spot ombak eksklusif adalah tempat selancar yang dibatasi pemakainya maksimal 10 orang. Hal ini untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi ketika peselancar bertabrakan sewaktu beraksi.
Selain menetapkan spot ombak eksklusif, pengelola juga mendirikan resor-resor pantai dan berbagai fasilitas pendukung lain untuk mejamin kenyamanan wisatawan. Diantara resor yang ada di Kepulauan Mentawai, terdapat nama-nama antara lain Makaroni di Pulau Silabu, Kandui di Pulau Nyang Nyang, Saraina Kota Mentawai, serta Alloyta di Pulau Simakakang, dan Surfing Ground di Katiet. Selain penginapan bernuansa resort, restoran, bar, yang didesain khas Mentawai.
Saat ini, Mentawai dapat diakses melalui dua jalur yaitu jalur laut dan udara., Mentawai dapat dicapai dengan kapal cepat selama 4 jam atau feri antarpulau selama10 jam. Selain itu tersedia 46 kapal pesiar mini yang bisa disewa selama berada di Mentawai. Setelah sempat ditutup pada Maret 1999, penerbangan rute Padang-Mentawai kembali dibuka pad 2007. Penerbangan Bandara Minangkabau-Bandara Rokot yang menempuh waktu 35 menit ini dilayani tiap Selasa dan Kamis oleh Sabang Merauke Air Charter.
Dari Berbagai Sumber
Kabupaten Solok Selatan sebahagian wilayahnya merupakan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dapat dijadikan wisata alam Gunung yang mempunyai ketinggian mencapai + 3.805 m dari atas permukaan laut ini menjulang sendiri diantara perbukitan disekitarnya. Gunung yang begitu mempesona banyak memberi inspirasi bagi kita untuk melakukan pertualangan untuk mengetahui lebih jauh kekayaan aneka flora dan faunanya. Gunung Kerinci ini merupakan gunung tertinggi diIndonesia. Lokasi : Terletak diperbatasan Kab. Solok Selatan dan Kab. Kerinci AIR TERJUN TIMBULUN Air terjun ini mempunyai ketinggian sekitar 15 m, yang merupakan aliran dari sungai Batang Liki. Lokasi air terjun ini sangat strategis, karena terletak di sebelah kanan jalan Raya Muara Labuh–Padang Aro. Lokasi : Terletak di Nagari Lubuk Gadang + 2 km dari Ibu Kota Kabupaten (Padang Aro) dan +161 km dari Ibu Kota Propinsi (Padang). IR TERJUN TIMBULUN KOTO BIRAH Air terjun dengan ketinggian 20 m ini terletak di Koto Baru , Kecamatan Sungai Pagu. Air terjun ini terdiri dari 7 tingkat. Keindahan pemandangan yang di ciptakan oleh air terjun ini adalah curahkan air yang terus menerus menimbulkan gemuruh dan semburuh embun yang membuat sejuk. Apalagi ditunjang dengan kondisinya yang masih alami dan masih perlu pengembangan. Lokasi : Terletak di Jorong Koto Birah Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu. Sekitar + 2.5 km dari jalan Raya Pekan Selasa Muara Labuh, dan + 30 km dari Padang Aro. AIR TERJUN TALANG SEPINTIR Air terjun dengan ketinggian 20 m ini, terdapat di areal perkebunan sawit berbatasan dengan perkebunan karet milik rakyat. Sekitar 100 m dari air terjun ini terdapat hamparan lahan kosong dengan luas sekitar + 2 hekter. lahan ini disediakan untuk tempat berkemah. Dari lokasi ini kita dapat melihat pemandangan berupa barisan bukit-bukit yang memgelilingi areal tanaman perkebunan sawit yang membuat indah alam di sana.
BACA SELENGKAPNYA di SINI
WISATA PAYAKUMBUH Syech Yusuf mempunyai 3 orang istri dan salah seorang istri beliau berasal dari Negeri Sembilan Malaysia dan beliau juga mempunyai anak cucu disana. Konon kabarnya, beliau bisa mengetahui keadaan anak cucunya di Negeri Sembilan walaupun beliau berada di Taeh, dan begitu juga sebaliknya. Versi kedua mengatakan bahwa yang berkubur disini adalah Syech Abdurrahman, yang ikut berjasa dalam mengembangkan agama Islam di daerah ini semasa zaman Paderi. Pengikut Tuanku Imam Bonjol ini memiliki kesaktian, mahir dengan ilmu bela diri dan terkenal keberaniannya. Tidak hanya didaerah ini, beliau juga mengembangkan agama Islam sampai ke Malaysia, tepatnya didaerah Kelang. Diperkirakan meninggal tahun 1836. Kekeramatan kuburan ini terlihat setelah beliau dikuburkan. Banyak penduduk sekitar yang sering melihat cahaya diatas kuburan tersebut yang menyerupai api lilin sehingga mereka takut untuk mendekat karena dianggap angker dan keramat.Batang Tabik : Pemandian Batang Tabik merupakan objek wisata pemandian alam dengan air yang sangat jernih dan sejuk, dikelilingi hamparan sawah dan pemandangan alam yang indah. Lokasi ini telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda sebagai satu-satunya pemandian di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Payakumbuh. Selain sebagai tempat pemandian dan rekreasi, airnya juga dimanfaatkan sebagai salah satu sumber air PDAM Kota Payakumbuh. Berada di Kenagarian Sungai Kamuyang dan dikelola oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN). Menurut cerita orang-orang tua, air Batang Tabik ini bersumber dari Danau Singkarak. Mata air yang Tabik dari dalam tanah ini dibendung sehingga menjadi kolam dan kemudian dinamakan Batang Tabik, berjarak ± 5 km dari kota Payakumbuh, dipinggir jalan raya menuju Lintau.
JEMBATAN IBUH DAN TUGU RATAPAN IBU : Jembatan Ibuh merupakan tempat dimana terjadi pembantaian anak nagari Payakumbuh oleh penjajah Belanda yang ditembak dan disiksa kemudian dilemparkan ke Batang agam di Jembatan tersebut. Kemudian dengan isak tangis para Ibu atau Bundo kanduang, maka dijadikanlah sebagai tonggak sejarah perjuangan rakyat Payakumbuh dengan membangun Tugu ratapan Ibu.
Kolam Renang Ngalau Indah : Kolam Renang Ngalau Indah Berkelas Internasional yang dibangun untuk keperluan anak nagari dalam meningkatkan minat olah raga renang serta sebagai objek wisata. Kolam Renang tersebut diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat H. Gamawan Fauzi tahun 2006
Makam keramat Tanjung Lilin : Makam keramat Tanjung Lilin terletak di Kenagarian Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh ± 8 km arah utara kota Payakumbuh dan sangat mudah serta aman untuk dikunjungi. Ditempat ini terasa suasana yang tenang dan sunyi walaupun sangat dekat dengan perkampungan penduduk. Ada dua versi cerita tentang Makam Keramat ini, versi pertama menceritakan bahwa yang berkubur disini adalah Syech Yusuf yang merupakan salah seorang ulama yang ikut mengembangkan syi'ar agama Islam dari Aceh sampai ke Malaysia, beliau dikenal mempunyai kesaktian dan ilmu kebatinan yang sangat tinggi.
Masjid Tuo Koto Nan Ampek : Masjid tuo koto nan ampek dibangun pada masa penjajahan Belanda yang terletak dikelurahan Balai Nan Duo koto nan Ampek Payakumbuh. Bentuk aslinya yang masih terpelihara yang terdiri dari bahan-bahan kayu/papan dan pohon kelapa. Meskipun telah berusia + 100 tahun, namun masih tetap kuat dan utuh. objek wisata ini hanya berjarak 2 km dari pusat kota
pdf print Send Email
TOPOGRAFI DAERAH
Wilayah Kota Bukittinggi terletak antara 100, 21° - 100, 25° Bujur Timur dan 00,17° - 00,19° lintang selatan dengan ketinggian 909 -941 m diatas permukaan laut, berhawa sejuk dengan suhu antara min 16,1 ° - 24,9° max. Kontur tanah bergelombang, terdiri dari bukit-bukit dan lembah-lembah, dengan luas wilayah 25,239 km2 yang terdiri dari 27 bukit yang populer, yaitu :
o Bukit Mandiangin
o Bukit Ambacang
o Bukit Upang-upang
o Bukit Pauah
o Bukit Lacia
o Bukit Jalan Aua Dalam Pasa
o Bukit Cindai
o Bukit Campago
o Bukit Gumasik
o Bukit Gamuak
o Bukit Guguak Bulek
o Bukit Sangkuik
o Bukit Apit Bukit Pinang Sabatang.
o Bukit Malambuang.
o Bukit Cubadak Bungkuak
o Bukit Sarang Gagak
o Bukit Tambun Tulang
o Bukit Cangang
o Bukit Parit Natuang
o Bukit Paninjauan
o Bukit Sawah Laweh
o Bukit Batarah
o Bukit Panganak
o Bukit Kandang Kabau
o Bukit Gulimeh
Bukittinggi yang terkenal sebagai kota pusat pengembangan pariwisata di Sumatera Barat, memiliki alam yang indah dengan dikenal dengan sebutan Bukittinggi Kota Wisata yang dicanangkan Gubernur Sumatera Barat Bapak Ir. Azwar Anas tanggal 11 Maret 1984. Lembahnya yang sangat terkenal ialah Ngarai Sianok yang terletak pada sisi barat kota Bukittinggi dengan kedalaman 100 m serta mempunyai kemiringan antara 80° - 90° yang menjadi daya tarik pariwisata, disamping Jam Gadang yang dibangun Controleur Rook Maker tahun 1926 dengan latar belakang tiga gunung yaitu: Gunung Merapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Sago sehingga pernah populer dengan sebutan Tri Arga sebagai julukan untuk daerah ini.
Wilayah Kota Bukittinggi dikelilingi oleh Kabupaten Agam, dengan batas-batas:
o Utara : dengan Nagari Gadut dan Kapau Kecamatan TilatangKamang
o Selatan : dengan Nagari Taluak Kecamatan Banuhampu Sungai Puar
o Barat : dengan Nagari Sianok, Tabek Sarojo, Guguak, Koto Gadang, Kecamatan IV Koto
o Timur : dengan Nagari Ampang Gadang Kecamatan IV Angkat Canduang
IKLIM DAN GEOGRAFIS
Pada umumnya di kota ini banyak turun hujan, rata-rata 2,381 milimeter per tahun dengan jumlah hujan rata-rata 193 hari per tahun dan kelembaban hawa berkisar antara min 82,0% - 90,8% max. Oleh Karena itu daerah ini beriklim sedang, berhawa sejuk dengan suhu udara 17-24oC.
LUAS DAN PEMBAGIAN WILAYAH
Kota Bukittinggi terdiri dari 3 (tiga) kecamatan dan 24 (dua puluah empat) kelurahan, yaitu:
o Kecamatan Guguak Panjang dengan 7 kelurahan :
+ Kelurahan Benteng Pasar Atas
+ Kelurahan Aur Tajungkang Tengah Sawah
+ Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang
+ Kelurahan Kayu Kubu
+ Kelurahan Pakan Kurai
+ Kelurahan Tarok Dipo
+ Kelurahan Bukit Apit Puhun
o Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dengan 9 kelurahan :
+ Kelurahan Puhun Tembok
+ Kelurahan Campago Ipuh
+ Kelurahan Puhun Pintu Kabun
+ Kelurahan Campago Gulai Bancah
+ Kelurahan Campago Guguak Bulek
+ Kelurahan Manggis Gantiang
+ Kelurahan Pulai Anak Aia
+ Kelurahan Koto Selayan
+ Kelurahan Garegeh
o Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh dengan 8 kelurahan :
+ Kelurahan Birugo
+ Kelurahan Belakang Balok
+ Kelurahan Sapiran
+ Kelurahan Aur Kuning
+ Kelurahan Pakan Labuah
+ Kelurahan Parit Rantang
+ Kelurahan Ladang Cakiah
KEPENDUDUKAN
Kota Bukittinggi mempunyai penduduk menurut data terakhir 98.551 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,04% pertahun. Dengan semangat membangun masyarakat Bukittinggi yang cukup menggembirakan, terbukti dengan meningkatnya kesejahteraan hidup yang pada umumnya bermata pencarian sebagai pedagang, pegawai, petani, pengusaha industri kecil dan kerajinan serta jasa-jasa lainnya. Sebagian besar penduduk Kota Bukittinggi beragama Islam sekitar 99% dan selebihnya beragama Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Penduduk terpadat berdomisili di Kecamatan Guguk Panjang, karena pusat perdagangan dan kegiatan lain sebagian besar berada di kecamatan tersebut dengan kepadatan rata-rata 5.531 jiwa per km2.
Terakhir Diperbaharui ( Jumat, 08 Agustus 2008 )
sumber Bukitinggi Wisata